LiputanNews17.com, Indonesia juara Piala Thomas setelah mengalahkan China di final dengan skor 3-0 di Ceres Arena, Denmark, Minggu (17/10/2021) malam.
Gelar juara ini adalah yang ke-14 kalinya diraih Indonesia di ajang Piala Thomas.
Kepastian Indonesia menjadi juara setelah Jonatan Christie menang atas tunggal kedua China, Li Shi Feng dengan skor 21-14, 18-21, dan 21-14 dalam tempo 1 jam 26 menit.
Jonatan yang biasa disapa Jojo langsung unggul 6-0 atas Li yang kini menempati rangking 65 BWF.
Li yang di semifinal mengalahkan Kanta Tsuneyama mencoba bangkit dan menipiskan angka 6-8. Tapi Jojo bangkit lagi dan kembali menjauh 13-6. Li bangkit dan meraih lima angka beruntun hingga kedudukan menjadi 11-13 dan 14-15.
Jojo yang kini menempati rangking tujuh dunia kembali menjauh dan menutup set pertama dengan skor 21-14 dalam waktu 26 menit.
Masuk di set kedua, Li bermain menyerang sejak awal dengan banyak melakukan smes dan unggul 5-1 atas Jojo.
Jojo di set kedua belum bisa mengembangkan permainannya dan tertinggal 9-3 dan 11-3.
Jojo yang pernah meraih medali emas Asian Games pada 218 mengubah permainan dan menipiskan skor menjadi 12-15 dan 16-18.
Tidak ingin tersusul, Li kembali melakukan smes-smes keras dan menutup game kedua dengan skor 21-18.
Masuk di set ketiga, pertarungan Jojo vs Li semakin seru karena kedua pemain saling kejar mengejar angka 7-7, 8-8, dan 9-9. Li menjauh 11-9 setelah bola dropshot Jojo menyangkut di net.
Pada kedudukan 13-11 untuk keunggulan Jojo, Li meminta dipanggilkan tim medis karena mulai mengalami kram. Hal ini persis seperti pertandingan Jojo vs Anders Antonsen di babak semifinal. Antonsen meminta dipanggilkan tim medis karena kram.
Usai disemprot penghilang sakit, Li kembali menyamakan kedudukan 13-13.
Li yang sudah kehabisan nafas akhirnya menyerah juga di set ketiga. Jonatan memenangi game penentuan ini dengan skor 21-14 sekaligus memastikan Indonesia juara Piala Thomas setelah terakhir kali merebut titel ini pada tahun 2002 di Guangzhou, China.
Sebelumnya Indonesia memperbesar keunggulan menjadi 2-0 setelah Fajar Alfian/Rian Ardianto mengalahkan pasangan baru China, He Ji Ting/Zhou Hao Dong dengan skor 21-12 dan 21-19 dalam tempo 43 menit.
Fajar/Rian bermain dengan kecepatan penuh untuk memimpin di awal set pertama 11-8, 16-9 atas He/Zhou.
Fajar/Rian yang kini menempati peringkat tujuh dunia BWF terus menekan pertahanan He/Zhou hingga mengakhiri set pertama dengan skor 21-12 dalam tempo 16 menit setelah bola kembalian pemain China out.
Masuk di set kedua, ganda China unggul 7-4 lewat permainan menyerang yang kurang bisa diantisipasi dengan baik oleh Fajar/Rian.
Fajar/Rian yang biasa disapa dengan Fajri menyamakan kedudukan menjadi 8-8, 9-9 dan berbalik unggul 11-10.
He/Zhou yang bermain apik di semifinal dengan mengalahkan ganda Jepang, Takuro Hoki/Yuta Watanabe berbalik unggul 16-15 setelah interval.
Fajar/Rian tidak membiarkan keadaan ini terlalu lama. Fajar/Rian bangkit dan menang dengan skor 21-19 sekaligus membawa Indonesia unggul 2-0 atas China di Final Piala Thomas.
Setelah pertandingan ini Jonatan Christie akan bermain melawan tunggal kedua China, Li Si Feng. Jika Jonatan menang, maka Indonesia akan menjadi juara Piala Thomas 2021.
Sebelumnya Indonesia unggul 1-0 setelah Anthony Sinisuka Ginting mengalahkan pemain China, Lu Guanzu dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-16 dalam tempo 1 jam 16 menit.
Pertandingan tunggal putra antara Ginting vs Lu Guangzu berlangsung menarik karena kedua pemain langsung mengambil inisiatif menyerang.
Lu yang kini menempati peringkat 27 dunia membuat kejutan setelah unggul 7-5, 9-7 dan 11-8 atas Ginting.
Ginting beberapa kali melakukan kesalahan sendiri di set pertama yang membuat Lu memimpin 13-10.
Ginting berhasil memperbaiki penampilannya hingga bisa menyusul 13-13 dengan lebih banyak bermain net untuk mendapatkan kesempatan untuk melakukan smes.
Lu berhasil kembali menjauh dengan beda dua angka 19-17 dan menutup set pertama dengan skor 21-18 setelah smes kerasnya ke arah kanan tidak bisa dikembalikan Ginting.
Di set kedua, Ginting mulai mengubah tempo menjadi lebih lambat dan mengambil alih jalannya pertandingan.
Taktik ini berhasil membawa pria kelahiran Cimahi 24 tahun lalu itu unggul 7-3 dan 9-3 dari Lu sebelum akhirnya menutup 11-5.
Ginting terus menjaga jarak angka dari Lu meski beberapa kali membuat kesalahan. Ginting akhirnya bisa membuat pertandingan menjadi rubber game dengan skor 21-14 setelah bola net Lu menyangkut.
Masuk di set ketiga, Ginting unggul 5-1 atas Lu lewat smes berkecepatan 381 km/jam. Ginting unggul 11-4 setelah bola dorongan Lu terlalu panjang dan keluar.
Setelah interval dan berpindah posisi, Lu mencoba menyerang dan tidak mau terbawa permainan Ginting dan berhasil meraih tiga angka menjadi 7-13.
Ginting terus memimpin atas Lu lewat pola permainan yang tidak banyak berubah dari set kedua.
“Ayo Ginting, ayo Ginting,” terus dikumandangkan para suporter Indonesia.
Ginting akhirnya bisa memenangkan set ketiga dengan skor 21-16 sekaligus membawa Indonesia unggul 1-0 atas China di final Piala Thomas.
By : Bisnis.com