oleh

H. Muhammad Lutfi SE, Sebagai Keynote Speake Dalam Seminar BEM STISIP Mbojo

-Liputan Kota Bima-Ikuti Berita Kami Di Apl Google play / Koran Digital EPAPER

Liputannews17.com, Kota Bima– Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE (HML) hadir di kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa STISIP Mbojo Bima hari ini Selasa 30 November 2021 sebagai Keynote Speake, Dihadapan ratusan Peserta Seminar itu, Walikota HML bicara soal etika Berdemokrasi secara luas.

Mantan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan bahwa Mahasiswa sekarang adalah masuk dalam kategori hidup di alam millenial.

Kaum millenial sebenarnya adalah kaum yang tidak memiliki kepentingan politik praktis hanya saja Kaum millenial berpihak dimana ada jejaring politik disitulah ada tautan harapan besar mereka kaum millenial.

“Kaum millenium itu adalah sekelompok generasi Apolitis tidak gampang dijadikan hal-hal yang sifatnya kepentingan sesaat” ungkap Walikota HML.

Walikota HML yang juga mantan aktivis Pergerakan ini lebih jauh menjelaskan bahwa kaum Millenial apalagi Mahasiswa itu adalah memiliki Partisipasi politik tinggi bukan karena take and give akan tetapi lebih pada urusan ide dan gagasan.

“Tidak ada tuntutan pragmatis dalam diri kaum Millenial dan Mahasiswa sehingga mereka tidak mudah di giring oleh kepentingan pragmatisme” ungkap Walikota HML.

Masih menurut HML bahwa saat ini wajah demokrasi bangsa ini masih belum menemukan bentuk Demokrasi yang sesungguhnya sehingga perlu kaum Millenial melakukan gerakan-gerakan moral untuk Bangunan demokrasi yang sehat dan dinamis, bukan semata-mata demokrasi yang dibangun dengan take and give. Karena take and give dalam berdemokrasi akan perbesar biaya politik.
“Saya merasa sangat bangga dan tersanjung dan bisa hadir dalam kegiatan ini, untuk memberikan sedikit gambaran tentang makna demokratisasi dalam berbangsa dan bernegara” ucap Walikota HML.

Walikota HML memiliki pandangan bahwa kaum Millenial dan Mahasiswa adalah Harapan bangsa kedepan karena mereka melek tentang teknologi, oleh karena itu bicara berdasar fakta empiris akan menjadi poin penting dalam berbangsa bernegara dan berdemokrasi secara sehat.

“Inilah ruang-ruang yang harus diisi oleh kaum millenial dan mahasiswa era sekarang, dan membangun narasi serta diksi yang etis hampir-hampir ruang ini kosong” ujarnya.

Dalam berdemokrasi Menurut Walikota HML. Harus ada pakem dan etika-etika yang ditaati sehingga ada regulasi yang mengatur ruang-ruang berdemokrasi secara elegan dalam berdinamika demokrasi.

“Tugasnya kalangan millenial adalah menjaga marwah dan etika hukum dalam demokrasi Sehingga nilai demokrasi terjaga” harapnya.

Dalam demokrasi tetap kedepankan prinsip-prinsip egalitarian tidak ada sub koordinasi yang mengembalikan nilai demokrasi dalam himpitan otoritarianisme.

“Tidak ada ruang demokrasi yang sehat dan elegan dalam genggaman sistim otoritarianisme” tegas HML. Politik dinamis ikuti perkembangan zaman, Walikota HML pun menceritakan pengalamannya saat menumbangkan Orde baru yang memakai sistim ototitarian.

Dulu dimasa Orde baru sama sekali tidak ada ruang demokrasi karena menyinggung kekuasaan oleh kalangan manapun akan dikenakan Undang-undang Subversi. “Kita pun tidak bisa menyalahkan negara karena pada saat itu negara membutuhkan Stabilitas Politik dan keamanan” ujarnya.

HML dengan tegas pula katakan hal itulah dirinya dan rekan-rekan Mahasiswa 1998 menumbangkan rezim orde baru dengan Tetap harus taati etika demokrasi karena ada UU, dan kita lewwti demokrasi itu beradab dan beretika. “Perlunya beretika dan adab disebabkan karena Produk akhir dari demokrasi adalah kepentingan rakyat” tegasnya.

Masih menurut Walikota HML bahwa sesungguhnya Demokrasi saat ini sedang Mencari Bentuk karena Kesadaran berdemokrasi masih setengah-setengah.

“Karena berdemokrasi itu Bukan saja urusan parpol, tapi oleh seluruh aktifitas keseharian masyarakat kita, karena kalau kita Melanggar hukum tentu itu adalah salah satu poin tidak berdemokratisasi nya kita dalam demokrasi itu sendiri” ujarnya.

Walikota HML berharap Kaum Millenial selaku menentukan nasib bangsa dan negara dimasa yang akan datang perlu dibekali Etika dan moral hukum.
“Karena Kalau tidak dibekali etika, moral, hukum dan demokrasi akan berbahaya” singgungnya.

Laporan ketua panitia Safikar Terimaksih pada ketua KPUD Kota Bima Imran, S. PdI, ketua Bawaslu Kabupaten Bima Abdulah, SH . berterima kasih kepad unsur kepanitiaan yang sudah konsisten mengawal kegiatan ini sehingga bisa dilangsungkan pada hari ini , anggaran 2,5 juta rupiah.

Sambutan ketua BEM STISIP Mbojo Bima, Khaerul : politik adalah seni tanpa harus menciderai hubungan sosial , politik adalah membangun kesadaran bukan membangun batasan sosial .
Sambutan ketua lembaga STISIP Mbojo Bima, Drs. Muhklis Ishaka, M. AP
mudah-mudahan apa yang dipaparkan oleh bapak wali kota Bima bisa menambah wawasan kita semua bagaimana peran dan seni dalam berpolitik.

Politik adalah seni dalam mengimplementasikan apa yg menjadi buah pikiran, planing² yang direncanakan serta jalan menuju demokrasi yang adil dan sejahtera. Kegiatan seminar langsung dibuka secara resmi oleh ketua lembaga. (Red)

Klik untuk baca: https://www.liputannew17.com

Download aplikasi  Portal  Berita Online Indonesia liputannews17.com ,

Lengkap Cepat Beritanya:

Android: https://play.google.com/store/apps/details?id=liputannew17.android

Koran Digital : E- PAPER

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

News Feed