Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE membuka Sosialisasi dan Launching Inovasi Pelayanan Puskesmas Paruga, bertempat di Aula Puskesmas Paruga Kota Bima, Rabu, 9 Agustus 2023.
Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Bima didampingi oleh Asisten II Setda Kota Bima, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Dikbud, Kepala BNNK Bima, Kepala BRIDA, Camat Rasanae Barat dan Kepala Puskesmas Paruga.
Kepala Puskesmas Paruga dalam sambutannya menyampaikan bahwa dari 7 Inovasi yang di usulkan, hanya 4 yang lolos di Kemendagri.
“7 Inovasi dan 4 yang lolos di Kemendagri, Insya Allah Inovasi ini memberi dorongan bagi masyarakat dan membawa nama Kota Bima dalam bidang Kesehatan ke permukaan,” ucapnya.
Lanjut, beliau menyampaikan bahwa keempat Inovasi yang lolos tersebut adalah Inovasi Donor Buah, Inovasi Rehat Tanpa Rona PMS, Inovasi Madu Penting Mas dan Inovasi Gercep.
“Inovasi Donor Buah bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah gizi di masyarakat dan diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan dan perilaku masyarakat untuk mengkonsumsi buah dalam pemenuhan gizi,” jelasnya.
Inovasi Rehat Tanpa Rona PMS merupakan singkatan dari Remaja Sehat Tanpa Rokok, Narkoba dan Penyakit Menular Seksual.
“Tujuan kami dalam Inovasi Rehat Tanpa Rona PMS ini adalah untuk meningkatkan Health Literasi pada remaja tentang Perilaku Merokok, Penyalahgunaan Napza dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),” ucapnya.
Sedangkan untuk Inovasi Madu Penting Mas merupakan singkatan dari Managemen Terpadu Penanganan Stunting di Puskesmas yang bertujuan untuk percepatan penurunan angka Stunting khususnya di wilayah kerja Puskesmas Paruga dan Kota Bima pada umumnya.
“Inovasi Madu Penting Mas ini merupakan suatu sistem dalam memadukan berbagai program yang terkait di Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yaitu ada program Gizi, KIA, UKM, UKS, TB, ISPA, DIARE, KESPRO dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) meliputi Poli MTBS/Anak, Poli KIA, Poli Remaja, dan KBR serta melibatkan lintas sektoral dalam penanganan Stunting,” jelasnya.
Terakhir Inovasi Gercep merupakan singkatan dari Gerakan Cepat Preeklamsia atau keracunanan kehamilan pada ibu hamil.
“Inovasi ini dikarenakan pada tahun lalu ada 2 ibu hamil yang mengalami keracunan kehamilan, sehingga ini memotivasi kami untuk mencetuskan Inovasi Gercep, dengan adanyanya inovasi ini kita dapat melakukan pendeteksian secara dini sehingga preeklamsia ini bisa kita cegah lebih cepat” ungkapnya.
Wali Kota Bima dalam sambutannya menyambut baik atas 4 Inovasi yang akan di Lounching pada hari ini.
“Dinas Kesehatan dari tahun ketahun ini saya lihat selalu meningkat dalam hal inovasi, tapi saya ingin inovasi ini jangan sampai tidak berjalan dan dampak positifnya harus dirasakan oleh masyarakat kita, karena bukan berapa banyak inovasi yang kita bisa lahirkan, namun bagaimana inovasi ini dapat memberikan dampak positif dari sisi kesehatan dan juga ekonomi, jadi inovasi yang dihasilkan oleh Pemerintah ini dapat melindungi masyarakat,” ujarnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa keempat inovasi tersebut jangan sampai hilang dan harus tetap dipertahankan.
“Bila perlu diupgrade inovasi-inovasi tersebut sehingga ketajamannya lebih bagus, buatkan payung hukum, agar ada rekam jejak dari tahun ke tahun atas dampak apa yang telah diberikan dari inovasi tersebut kepada masyarakat, dengan begitu kita bisa mengukur mana inovasi kita yang kompatibel untuk dijadikan Icon, agar bagaimana inovasi yang menjadi Icon tersebut diduplikasi oleh daerah lain, semakin diduplikasi maka citra kita semakin bagus,” ucapnya.
Beliau berharap agar keempat inovasi yang akan dilaunching tidak sekedar mengedukasi tapi juga memberikan suatu manfaat kesehatan bagi masyarakat Kota Bima.
“Buatkan grafik yang bisa kita ukur, dan harus punya target pada setiap inovasi yang ada, agar pada tahun sekian sudah berapa masalah kesehatan yang telah kita seleseikan melalui inovasi ini, semakin banyak masyarakat yang kita obati tentu itu semakin baik,” tuturnya.
Di akhir sambutannya beliau menginginkan agar 4 inovasi yang ada di Puskesmas Paruga dapat diperluas di Kota Bima.
“Saya harap inovasi-inovasi ini dapat diperluas Paruga jangan hanya jadi penggagas, tapi disebarluaskan keilmuannya agar dapat diduplikasi oleh puskesmas-puskesmas lain,” tutupnya.