Yuk Baca Liputannews17.com
Dapatkan update informasi pilihan setiap hari artikel/berita #Liputannews17 Follow: @Liputannews on Twitter | Liputannews on Facebook | Liputannews on Instagram | Koran Digital : E-PAPER Liputannews17 | Apl Android Google Play Liputannews17 https://play.google.com/store/apps/details?id=com.asratech.berita.liputannews17
Dengan bergabung di Group Telegram Liputannews17 Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
Kota Bima NTB – Wali Kota Bima membuka secara resmi Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Era Digital dengan tema “Digitalisasi Berkarakter” di Aula SMPN 5 Kota Bima pada hari Senin, 15 Agusutus 2022.
Pemerintah Kota Kota memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya melalui Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Bima.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten I Setda Kota Bima, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima, Ketua Dewan Pendidikan, Ketua PGRI Kota Bima, Ketua PGRI SLCC Kota Bima dan Guru Penggerak .
Ketua Smart Learning and Character Center (SLCC) Kota Bima, A. Sikin, S. Pd dalam laporannya mengatakan SLCC merupakan organisasi yang dimiliki Kota Bima dengan struktur pusat, provinsi dan daerah dengan jumlah anggota 15 orang yang diangkat pada tahun 2020.
“Sumber daya manusia merupakan 6 alumni guru penggerak dan ada yang ditempatkan berkaitan dengan IT, Secara SDM SLCC ini tidak diragukan lagi”, katanya.
Ditambahkannya, sekitar 50 peserta mendapat undangan untuk mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka yang akan berlangsung dari tanggal 15 Agustus sampai dengan 18 Agustus 2022.
“Pemilihan sekolah dipertimbangkan berdasarkan letak geografisnya, bagaimana non Sekolah Penggerak dan Non Guru agar bisa berbagi ilmu untuk guru yang lain”, harapnya.
Sementara itu, Suhardin,S.Pd., M.Si selaku Ketua PGRI Kota Bima menegaskan agar pendidik lebih memperhatikan perkembangan peserta didik terutama pembentukan karakter.
“Perhatikan berapa peserta didik yang tidak bisa membaca, belum bisa menulis, berapa orang yang tidak bisa mengaji atau membaca bacaan sholat, ini kegelisahan saya”, terangnya di Aula SMPN 5 Kota Bima.
Disisi lain, Suhardin mengapresiasi Pemerintah Kota Bima atas dukungan penuh terhadap SLCC.
“Mohon kami diberikan arahan dalam berorganisasi ini, PGRI tetap hadir sebagai mitra pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan melalui merdeka belajar dan merdeka mengajar”, pungkasnya.
Senada dengan hal tersebut, Wali Kota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE sekaligus menjadi Keynote Speaker menyampaikan keberadaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) menjadi tantangan bagi pengajar dan Kepala Sekolah karena ini merupakan hal yang baru.
Ditegaskan, sebenarnya merdeka belajar ini sudah ada sejak lama, cuma digaungkan kembali, dirilis kembali oleh pemerintah.
“Ada kemerdekaan cara berpikir, tidak ditekan oleh paradigma melainkan dimengerti sebagai satu ideologi negara”, jelasnya.
Pentingnya implementasi pendidikan pada kurikulum merdeka agar terdapat partisipasi keluarga dan sekolah untuk membentuk karakter peserta didik yang diimbangi dengan kemampuan kognitif.
“Sisi keluarga, cara mendidik, demokrasi dan agama di keluarga tersebut sangat mendukung perkembangan anak”, katanya.
Lebih lanjut, Wali Kota Bima berharap dengan adanya sekolah penggerak ini akan terbentuk interaksi antara Kepala Sekolah, guru dan orang tua sehingga percepatan kurikulum merdeka bisa dimengerti oleh seluruh peserta didik.
“Jangan sampai kita memberikan kurikulum ini hanya bisa di nikmati oleh segelintir siswa”, tutup Wali Kota Bima.
Diakhir acara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima memberikan cinderamata kepada Wali Kota Bima berupa buku seri pendidikan karakter untuk SD dan SMP hasil karya ketua PGRI Kota Bima..(Red).