Liputannews17.com, Mataram – Tim Ekspedisi Mistis Situs Sejarah dan Kebudayaan Sasak yang di inisiasi oleh PDI Perjuangan NTB dan Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 mendapat respon positif dari Masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme citizen diberbagai plafform media sosial yang membincangkan publikasi media action tim ekspedisi Mi6 dan PDIP NTB.
Kehadiran Tim Ekspedisi Sejarah Mi6 dan PDIP NTB seolah-olah mengobati kerinduan dan penasaran Warga Sasak terhadap eksistensi dan kisah sejarah masa lalu leluhurnya yang banyak belum terungkap dan kerap menjadi cerita rakyat semata.
“Alam bawah sadar masyarakat lombok mulai ‘ngeh’ ketika Tim Ekspedisi Sejarah terbentuk. Hal ini dibuktikan dengan ramainya atensi diberbagai medsos maupun liputan media nasional yg masiv. Ditambah lagi sejumlah informasi yang diterima langsung Tim Ekspedisi dari Warga utk menginvestigasi sejumlah kisah sejarah dan bukti artefak yang belum terpecahkan asal usulnya,” kata Ketua Tim Ekspedisi Mistis, H Ruslan Turmuzi melalui Siaran Pers , Senin ( 30/5 ) .
Menurut Pria yang akrab disapa RT melanjutkan bahwa Tim Ekspedisi Sejarah PDIP NTB dan Mi6 sesuai arahan dan perintah Ketua DPD PDIP NTB, H Rachmat Hidayat agar terus bergerak dan mengungkap rekam jejak sejarah kebudayaan para leluhur agar diketahui oleh generasi penerus bangsa agar tidak kehilangan jati dirinya.
“Misalnya di Lombok Utara, ada masjid kuno yang berdiri dan dikelilingi oleh perkampungan Hindu. Kisah ini perlu diungkap ke publik kenapa hal tersebut bisa terjadi. Apa pesan yang hendak disampaikan oleh leluhur dengan mendirikan masjid kuno di lingkungan ummat Hindu,” tutur RT menirukan ucapan Rachmat Hidayat.
Lebih jauh Politisi PDIP ini mengatakan dalam waktu dekat ini Tim Ekspedisi akan melakukan sejumlah investigasi dan menelisik bukti-bukti artefak maupun kisah mitologi masa lalu agar dapat dibuktikan kronologi fakta sejarah secara detail melalui berbagai kajian multi disiplin keilmuan, khususnya arkeologi dan metafisika.
“Beberapa waktu lalu Tim Ekpedisi didatangi warga dari Kedatuhan Benue dusun dasan lekong, desa selebung , kecamatan batu kliang yang menginginkan Tim Ekspedisi untuk menelisik lebih jauh sejumlah peninggalan benda kuno yang diduga kuat peninggalan Kedatuhan Benue,” imbuh RT.
Selanjutnya Ruslan Turmuzi juga mengungkapkan fenomena yang belum terpecahkan terkait bukti artefak dan nama-nama desa yang melingkari kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah dari *empat penjuru mata angin* yang selalu di awali dengan kata ‘BATU’.
” Sebelah Selatan Kota Praya ada Desa Batujai, Sebelah Barat ada Desa Batu-Tulis, Sebelah Utara batu tambun dan batu menek, Sebelah Timur ada Desa Batunyale dan tengah kota Praya ada Batuson,” kata Ruslan sembari mengatakan Tim Ekspedisi akan menggali dan menelisik benang merah nya agar fenomena ini bisa terklarifikasi secara obyektif.
*Misteri Misi Anak Raja Seran di Kampung Rumbuk*
Sementara itu Direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto mengungkapkan dirinya tidak menyangka jika respon publik terhadap Tim Ekspedisi Sejarah sedemikian besar. Hal ini akan semakin memotivasi Tim Ekspedisi untuk semakin giat mengungkap kisah sejarah masa lalu agar tidak menjadi mitos dan cerita rakyat semata.
“Minggu kedua II Juni mendatang, Tim Ekspedisi Mi6 dan PDIP NTB akan turun ke Lapangan menelisik dan menginvestigasi sejumlah peninggalan bangunan kuno, termasuk rumah ibadah di lombok agar bisa diuraikan benang merah kronologi dan faktanya sejarahnya,” ujar pria yang akrab disapa didu.
Selanjutnya didu menginformasi Tim Ekspedisi akan mengungkap Kisah Putera Mahkota Raja Seran II yang tinggal di desa Rumbuk Seran dikaitkan dengan bukti peninggalan Masjid Kuno yang pertama di desa Rumbuk yakni Masjid At-Taqwa.
“Pertanyaan kemudian selain syiar agama Islam kala itu, Kenapa Raja Seran yang istananya diduga di Air Suning, Kabupaten Sumbawa Barat justru mengutus putera mahkotanya tinggal di Rumbuk. Ada apa dan ada siapa di Rumbuk ?. Ini yang mau kita telisik benang merah sejarahnya,” kata didu.
Didu menambahkan, konon Ekspedisi Putera Raja Seran ke Rumbuk ini diiringi sejumlah hulu balang dan masyayikh. Maka tak heran kemudian bahasa masyarakat di seputaran Rumbuk Seran yakni Kembang Kerang, Rempung, Pringgasela , Jantuk berdialeg Seran.
“Diduga pengikut Putera Mahkota Seran menyebarkan syiar agama islam dan tinggal di desa-desa tersebut yang memiliki dialek Seran leluhurnya,” ungkap didu .
Lebih jauh didu mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya , bahwa di dusun Bangkang , Desa Kuta Lombok Tengah diduga ada benda kuno prasejarah yang menyerupai pengolahan emas maupun mineral lain.
“Jika artefak pengolah logam emas itu benar, patut diduga nenek moyang leluhur suku Sasak sudah mengetahui peta kandungan mineral logam berharga dikawasan tersebut,” tukas mantan direktur Walhi NTB ini.(Red)