Liputannews17.com, MATARAM – Guna memperkuat kebhinekaan dan Nasionalisme ditengah gempuran istilah bahasa gaul kaum milenial yang terkesan instan dan tidak memiliki simbol akar budaya yang kuat, Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6 mengusulkan agar Bahasa Daerah etnis minoritas di kawasan Sunda Kecil ( NTB, NTT dan Bali ) perlu di adopsi dan diakulturasikan kedalam bahasa indonesia dengan padanan kata yang disempurnakan.
“Beberapa istilah Bahasa Daerah di kawasan Sunda Kecil/ NTB perlu dimasukkan kedalam Istilah padanan baru dalam Bahasa Indonesia karena memiliki karakteristik khas budaya setempat,” kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH melalui Siaran Pers yang disampaikan ke media , Rabu ( 8/12 ) .
“Suku-suku kawasan Sunda Kecil tentu memiliki kekhasan idiom bahasa daerah yang membedakan dengan bahasa suku lain. Bahasa Daerah itulah yang bisa diadopsi/ dipakai menambah perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,” kata didu yang didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah, SE dan Kepala Litbang Mi6, drs Zainul Pahmi, M.Pd.
“Ciri khas kelemahan bahasa gaul ini akan lekang oleh waktu. Karena ia tercipta secara instan oleh situasi masa dan satu momentum digenerasi saat itu,” tambah Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah sembari menambahkan ketika generasi tersebut tergantikan oleh generasi lain maka otomatis istilah gaul tersebut akan usang.
Kepala Litbang Mi6 Zainul Pahmi menambah, kan guna memperkuat dan memperkaya padanan bahasa indonesia yang tak lekang oleh waktu dan masa , maka mulai ditradisikan memaksukan istilah bahasa daerah dalam percakapan bahasa indonesia dalam percakapan publik. Agar telinga publik menjadi friendly dengan istilah baru dalam Bahasa Indonesia yang baru tersebut.
“Awalnya memang terasa aneh, tapi jika setiap saat saat didengungkan, telinga publik akan menjadi biasa,” ujar Zainul Pahmi yang menjadi pejabat teras di Universitas Nahdatul Wathon ( UNW ) Mataram.
“Istilah tertentu Bahasa Sasak , Mbojo dan Samawa yg khas itu sudah saatnya digaungkan dan di adopsi menjadi bagian dari bahasa Indonesia untuk memperkuat rasa kebangsaan ber NKRI ,” tandas Athari.
Untuk diketahui saat ini Bahasa Indonesia diajarkan dan dipakai sebagai bahasa kedua di vietnam , khususnya di kota Ho Chi Ming. Sementara di 9 negara lainnya yakni , Korea Selataran, Jepang, Hungaria, Ukraina, Kanada, Jerman, Australia dan Suriname. bahasa Indonesia dipelajari dan diajarkan dalam fakultas dan program study jurusan Bahasa Indonesia.
Bahkan di Suriname bahasa Indonesia / jawa menjadi bahasa sehari hari penduduk setempat yang ber akulturasi dengan warga suriname keturunan jawa.
“Ini membuktikan Bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi yang penting dan strategis dimata negara-negara maju tersebut,” pungkas didu. (Red)
Klik untuk baca: https://www.liputannew17.com
Download aplikasi Portal Berita Online Indonesia liputannews17.com ,
Download dan Install Aplikasi: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.asratech.berita.liputannews17
Koran Digital : E- PAPER